HM: Suriel, Om Rumbekwan ada di sini. Badu Rumbekwan yang berdiri ini dan kebetulan dia dari Jayapura ke sini dan dengar tentang kamu tetapi dia sudah ambil alamatmu katanya mau tulis surat ke situ supaya kamu dua bicara dalam bahasa Inggris lagi. Waktu yang lalu kamu di Australia dia tulis surat untuk kamu di Australia. Tetapi sekarang kamu ada di Inggris, dia ingin menuliskan sebuah surat untukmu lagi, jadi dia telah tulis alamatmu tetapi sekarang kami sedang bercakap-cakap di depan kantor depdikbud (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan). Jadi silahkan dengar suaranya. BR: Ehm jadi kaset ini saya bicara demikian tetapi nanti saya akan mengirim surat langsung dari Uncen Jayapura ke situ supaya engkau senang. Hal yang engkau lakukan di situ nanti tulis ulang dan sebuah surat untuk saya supaya saya lagi senang dan membacanya tetapi saya minta supaya sebuah kamus yang pernah engkau katakan untuk pesan di Inggris ehh di Australia, kirim satu buah ke sini. Ehh.. kamus Ingris-Inggris, itu saja. Itu saja. HM: Ah jadi kira-kira siapa yang kalian pilih (untuk menjadi presiden) pada pemilihan umum kemarin? BR2: SBY karena kami menetapkan saya sebagai ketua KPPS jadi saya bingung harus buat apa. HM: Kira-kira ada MOP (cerita lucu) yang terjadi di tempat pemilihan? BR2: Oh tidak ada cerita lucu yang terjadi. Soridolah tempat MOP terjadi. HM: Ah itu lagi (Apa maksudmu?). Yah kalau MOP itu terjadi di Sorido, nanti yang menjadi anak mantu di tempat itu, Rumbewas dan Suriel kamu dua, masa kalian mau mempermalukan orang-orang Sorido yang punya tempat itu. BR2: Rumbewas itu sudah tua jadi saya serahkan buat anak engkau di luar situ. Di luar negeri sana. HM: Ah mungkin, apa itu, adakah cerita dari Supiori Utara sana untuk kita dengarkan? BR1: Hei Pak guru Mansoben! Kalian di belakang sana, kalian pasti makan ikan banyak sekali. Ikan yang di darat dan yang di laut. YM: Tidak, tidak ada ikan. Saat ini (lautan) lagi tidak teduh. Ikan tidak banyak kecuali kalau kita cari boleh. YR: Ah tapi masa ikan banyak di Supiori (baru kamu bilang...). YM: Justeru itu yang dia bilang. Ikan banyak tetapi engkau bilang tidak ada ikan di Supiori Utara. YM: Tidak, ikan ada tetapi kalau kita cari, sekarang lagi berangin. YR: Kalau tidak ada cari yang di darat saja. YM: Mmm yang di darat kalau di beri makan boleh tetapi kalau tidak nanti tidak ada. HM: Mmm ini Bapa Awom yang mau kasih pesan ini untuk engkau di luar situ. Anak laki-laki minta kita berbicara agar saya kirim untuk dia dengar di luar. BA: Mmm. HM: Ya, engkau bicara dengan logat Mandender supaya dia dengar (dialekmu). BA: Mmm jadi apa itu? HM: Engkau bicara tentang apa yang engkau hendak bicara tentang pemilu kemarin tidak dilaksanakan dengan baik sehingga engkau tidak terima baru bilang.... BA: Tapi pemilu sudah dilaksanakan dengan baik. HM: Apakah satu akan jadi presiden atau itu orang Jawakah? BA: Ya, tetapi mengapa tidak ada dari kita yang jadi presiden? Ya, tetapi harus ada dua menteri (dari kita) yang duduk ( di kabinet). Supaya mereka berbicara tentang (masalah-masalah) di wilayah bagian kita. Supaya mereka menjelaskan OTSUS dengan baik agar berjalan dengan baik dan mereka harus berhenti berbuat nakal. YM: Jangan sampai mereka mengelabui kita. Jangan sampai mereka mengelabui kita lagi. BA: Agar dia berbicara dengan baik. Anak ini, sudah du luar jadi harus ikut mengatur tempat ini menjadi lebih baik. YR: Perahu ini sudah berlayar jadi. HM: Hei Boseren! BA: Saya tidak bicara panjang tetapi sampai di situ. HM: Ehh yang tadi baru saja bicara adalah Bapa Awom. Seorang dengan logat Mandender. Dengan masyarakat Ambroben yang tinggal dekat lapangan terbang. Keduanya yang berbicara. Jangan pancing keadaan, tahukah kamu bahwa Simon itu kemarin MOPnya sudah pergi ke Inggris dan sekarang dia juga akan bicara, Smn: Mengapa kamu tidak bicara? Bapa kirim untuk anak Suri. HM: Sekarang kami duduk bercakap-cakap di depan kantor Dikbud (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan) tetapi kami berbicara dengan dialek-dialek yang berbeda-beda mmm jadi sekarang dari Utara yang akab berbicara. Hai, kamu tinggal dimana? YI: Nusi. HM: Yang ini adalah dari Utara tetapi dia tinggal di Nusi, tinggal dekat Bapade berambut pirang yang ada di Wundi itu. Yoram. Merekalah yang berada di Pulau itu. Mereka menguasai Padaido. Jadi bagaimana situasi kalian di Padaido? HM: Apakah kamu masih buang bom atau sudah berhenti? YI: Ah (saya) sudah pindah ke Biak Utara. Smn: Kamu bicara sungguh-sungguh (bicara dalam bahasa Biak). YI: Ah baik, jadi keadaan di Nusi baik-baik dan sementara ini kami sibuk sejak tanggal satu Oktober. Jadi kesibukan-kesibukan di keluarga untuk menunjang kehidupan di waktu-waktu ke depan ini dan sementara pemilihan umum ini mengingatkan kita karena SBY dan Yusuf Kala menjadi pemimpin. Oleh karena itu saya sampaikan agar anak laki-laki pintar supaya kalian membawa tanah kita maju ke depan. Terima kasih. HM: Bapade sejak tadi mau bicara dengan dialek Swandiwe jadi dia juga berdiri tetapi dia berbaur dengan orang-orang Samber jadi dia akan bidara dengan dialek Samber untuk kamu juga dengar. YPM: Ah saya tidak bicara apa-apa tetapi.... HM: Bicaralah dengan dialek Samber. YPM: Pemilu ini sudah selesai jadi kalian tolong agar kebahagiaan besar yang kita senangi ini harus kita miliki. Saya tidak bicara apa-apa tetapi itu saja. Terima kasih. Eh anak Suri mm sekarang saya berdiri dengan Bapade Mampioper karena dia ingin bicara supaya engkau juga dengar ragam Sambernya... kami dua berdiri di pelabuhan. Dia ingin berbicara dengan engkau jadi sekarang saya kasih kesempatan untuk dia lagi berbicara. Jadi Bapade bicara. EM: Ya, terima kasih buat saudara di situ. Saya perkenalkan nama saya Eskol Mampioper. Saya lahir di Samber. Sekarang jam ini saua berdiri dengan ayahmu dan kami dua berdiri bercerita di Pelabuhan kiat di Biak ini. Tetapi saya ingin kasih titipan sedikit buat saudara di luar situ untuk menjadi pegangan. Begini, tadi saudara-saudara yang kemuka telah menyampaikannya tetapi ini saya hanya menambahkan saja. HM: Jadi Bapa Hannah mmm... Baru saja Bapade Mampioper berbicara tentang hal-hal yang penting tetapi kalau yang ini dia bilang dia mau buat yan disebut Mop atau yang membuat lucu tetapi rupanya Mop ini berasal dari tempatmu. Mereka membagi kita menjadi dua (provinsi Irian Jaya Barat dan provinsi Papua). Irian Jaya bagian Barat mungkin Mop yang berasal dari kamu di situ. Jadi nanti dengar saja tentang bagaimana orang ini apakah yang berasal dari laut kamu kah atau yang dari hutan kan nanti baru kita dengarkan siapa yang membuat Mop ini. EM: Ah jadi anak mmm Bapade titip MOP ini untuk sedikit menghibur engkau di luar situ tetapi Mop ini berasal dari Papua Barat. Jadi Mop ini berasal dari mmm gunung Arfak ke arah laut. Seorang laki-laki Arfak dari Warmare yang pergi ke laut tetapi dia membawa dua ekor ayam. Dia memegang seekor ayam pada tangan yang satu dan seekor pada tangan yang lainnya dan turun ke laut berjalan melewati depan rumah seorang ibu pendatang jadi ibu ini bertanya, "Bapa berapa harga ayam?" Maksudnya adalah menanyakan ayam-ayam ini kira-kira satu ekor berapa harganya. Jadi karena laki-laki ini tidak tahu jadi dia bebrbali dan melihat kepada ibu itu dan berkata, "Ayam dua." Dia menjawab ayam ada dua. Jadi perempuan itu berlari ke dalam dekat-dekar lalu bertanya, "Kira-kira ayam satu ekor berapa?" kemudian laki-laki tua itu berkata, "Satu ekor tiga puluh lima ribu (rupiah)." Kemudian, perempuan itu mengeluh dan berkata, "Aduh terlalu mahal sekali?" Coba kasih turun kah? Karena itu laki-laki itu meletakkan kedua ayam itu ke bawah dan berkata, "Saya sudah sudah kasih turun." Jadi Mop ini sampai di situ, itu saja dan terima kasih banyak ke situ. HM: Ya jadi MOP ini maksudnya orang-orang Arfakmu. Itu satu dari mereka jadi dia meletakkan mereka ke bawah. Dia menurunkan kedua ayam untuk berdiri dan kemudian mengatakan, "Ibu saya sudah kaseh turun." Ah jadi Ibu menyangka bahwa dia katakan bahwa dia kasih turun jadi mungkin dia kurangi harga padahal dia kasih turun kedua ayam itu untuk berdiri di tanah tetapi harganya tetap tiga puluh ribu rupiah untuk satu ekor. Jadi MOP ini seperti itu.